Arti memiliki...

Cinta itu suatu hal yang mengesankan dan 'harus dipertahankan' jika memang sudah sepadan. Seperti kata kata berikut: cinta tak pernah akan begitu indah, jika tanpa persahabatan.....yang satu selalu menjadi penyebab yang lain dan prosesnya... adalah irreversible......

Seorang pecinta yang terbaik adalah sahabat yang terhebat. Jika engkau mencintai seseorang, jangan berharap bahwa seseorang itu akan mencintaimu persis sebaliknya dalam kapasitas yang sama. Satu diantara kalian akan memberikan lebih, yang lain akan dirasa kurang........... Begitu juga dalam cinta: engkau yang mencari, dan yang lain akan menanti......
Bookmark and Share

Apple for an Angle

Dia berjalan dengan mata menatap ke bawah, kepala tertunduk. Ketika dia melihatku, dia bicara, dan aku menangkap pandangannya. Dia lusuh dan kumal, tak ada cahaya di matanya. Dia berkata, "Assalaamu 'Alaykum." Begitu sopannya dia.

Dengan lembut aku menjawab salamnya, "Wa 'Alaykum salaam." Aku terus berjalan dalam kesunyian, pemuda ini -yang tak kuketahui siapa namanya- telah membawa hatiku pergi jauh, entah ke mana.

Aku menatap pada kedua matanya, mengamati sebuah harapan yang pernah sirna, kataku dalam hati, "Bagaimanakah perasaan ibu yang melahirkannya? Bagaimanakah perasaan ibu yang telah menyaksikan putranya tumbuh seperti ini?". Beberapa waktu kemudian kudapati jawaban itu tak akan pernah ada, ibunya telah meninggal -tidak beberapa lama setelah ia lahir. Rupanya ia seorang piatu! 
Bookmark and Share

Andai saja engkau percaya padaku

Sulit benar membangun kepercayaan, walau untuk hal-hal yang sederhana sekalipun.
Ini kisahku dalam perjalanan tempo hari. Soal lampu rem misalnya. Jika ia menyala, pasti ada ada hambatan di depan. Maka sudah sepantasnya, si belakang mengikuti si depan karena depanlah yang tengah menjadi imam, melihat dengan mata kepala sendiri apa yang terjadi di depannya.

Tapi karena tidak dipercayai, maka otoritas ini sering dianggap sepi. Saat itu, akulah yang mestinya paling berhak untuk mengerti bahwa di depan ada becak yang sarat muatan hendak menyeberang. Biarlah ia lewat. Kalau ia harus berhenti dan
menggejot dari awal lagi, tentu merepotkan.


Bookmark and Share

Allah Menjawab Doa dengan Cara-Nya

Pada suatu hari, seorang wanita sedang mengajar keponakannya. Dia biasanya menyimak apa yang diajarkan bibinya, tetapi kali ini dia tidak bisa konsentrasi, karena salah satu kelerengnya hilang.
Tiba-tiba anak itu berkata:"Bi, bolehkkan aku berlutut dan meminta kepada Allah untuk menemukan kelerengku?"
Bookmark and Share

Allah maha tahu dan Pendengar


Beberapa hal yang dapat mendorongmu untuk tetap bertahan!

Jika kau merasa lelah dan tak berdaya dari usaha yang sepertinya sia-sia....
Allah SWT tahu betapa keras engkau  sudah berusaha.

Ketika kau sudah menangis sekian lama dan hatimu masih terasa pedih...
Allah SWT sudah menghitung airmatamu.

Jika kau pikir bahwa hidupmu sedang menunggu sesuatu dan waktu serasa berlalu begitu saja...
Allah SWT sedang menunggu bersama denganmu.

Ketika kau merasa sendirian dan teman-temanmu terlalu sibuk untuk menelepon.
Allah SWT selalu berada di sampingmu.

Ketika kau pikir bahwa kau sudah mencoba segalanya dan tidak tahu hendak berbuat apa lagi....
Allah SWT punya jawabannya.

Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal dan kau merasa tertekan...
Allah SWT dapat menenangkanmu

Jika tiba-tiba kau dapat melihat jejak-jejak harapan...
Allah SWT sedang berbisik kepadamu.

Ketika segala sesuatu berjalan lancar dan merasa ingin mengucap syukur...
Allah SWT telah memberimu rahmat.

Ketika sesuatu yang indah terjadi dan kau dipenuhi ketakjuban...
Allah SWT telah tersenyum padamu.

Ketika kau memiliki tujuan untuk dipenuhi dan mimpi untuk digenapi...
Allah SWT sudah membuka matamu dan memanggilmu dengan namamu.

Ingat bahwa dimanapun kau atau kemanapun kau menghadap....
ALLAH SWT MAHA TAHU & MAHA MENDENGAR...

Bookmark and Share

Allah Maha Pengasih


Sepasang suami istri yang sudah menikah selama 7 tahun dan memiliki 3 orang anak, terlibat dalam sebuah pertengkaran hebat. Begitu hebatnya pertengkaran mereka, sampai akhirnya mereka memutuskan untuk bercerai, mengakhiri kehidupan rumah tangga mereka secepat mungkin.

Mereka menemui seorang pengacara kawakan, untuk melangsungkan perundingan pembagian harta diantara mereka, perundingan berlangsung alot, namun akhirnya sebagian besar masalah terselesaikan, baik tanah, rumah, deposito, dan semua aset harta mereka dapat dibagi dan mencapai kepuasan kedua belah pihak.

Hanya satu hal tidak ditemukan jalan keluarnya, yaitu mengenai pembagian anak --jangan lupa anak mereka tiga orang, baik si suami maupun si istri sama sama ingin mengasuh 2 anak, tidak ada yang mau mengalah, dan anak tidak mungkin dibelah dua seperti pada jaman Sulaiman tempo dulu.
Bookmark and Share

Allah's Plan


Some things are beyond planning.
And life doesn't always turn out as planned.

You don't plan for a broken heart.
You don't plan for an autistic child.
You don't plan for spinsterhood.
You don't plan for a lump in your breast.

You plan to be young forever.
You plan to climb the corporate ladder.
You plan to be rich and powerful.
You plan to be acclaimed and successful.
You plan to conquer the universe.
You plan to fall in love - and be loved forever.

You don't plan to be sad.
You don't plan to be hurt.
You don't plan to be broke.
You don't plan to be betrayed.
You don't plan to be alone in this world 
You plan to be happy. You don't plan to be shattered .
 
Sometimes if you work hard enough, you can get what you want. But MOST times, what you want and what you get are two different things.

We, mortals, plan. But so does Allah in the heavens.
Sometimes, it is difficult to understand Allah's plans especially when His plans are not in consonance with ours
Often, when He sends us crisis, we turn to Him in anger. True, we cannot choose what Allah wishes us to carry, but we can carry it with courage knowing that He will never abandon us nor send something we cannot cope with .

Sometimes, Allah breaks our spirit to save our soul.
Sometimes, He breaks our heart to make us whole.
Sometimes, He allows pain so we can be stronger.
Sometimes, Allah sends us failure so we can be humble.
Sometimes, He allows illness so we can take better care of ourselves.
And sometimes, Allah takes everything away from us so we can learn the value of everything He gave us .

Make plans, but understand that we live by Allah's grace.

disclaimer : i don't own this note ^__^
as cited from http://www.gawaher.com/lofiversion/index.php/t41173.html
Bookmark and Share

Aku Akan Terus Membopongmu...

Pada hari pernikahan, aku membopong istriku. Mobil pengantin berhenti di depan flat kami yang cuma berkamar satu. Sahabatku menyuruhku untuk membopongnya begitu keluar dari mobil. Jadi kubopong ia memasuki rumah kami. Ia kelihatan malu-malu. Aku adalah seorang pengantin pria yang sangat bahagia. Dan ia sangat tahu itu.

Ini adalah kejadian 10 tahun yang lalu. Hari-hari selanjutnya berlalu demikian simpel seperti secangkir air bening: Kami mempunyai seorang anak, saya terjun ke dunia usaha dan berusaha untuk menghasilkan banyak uang. Begitu kemakmuran meningkat, jalinan kasih diantara kami pun semakin surut. Ia adalah pegawai sipil. setiap pagi kami berangkat kerja bersama dan sampai di rumah juga pada waktu yang bersamaan. Anak kami sedang belajar di luar negeri. Perkawinan kami kelihatan bahagia. Tapi ketenangan hidup berubah dipengaruhi oleh perubahan yang tidak kusangka...

Dewi hadir dalam kehidupanku.
Bookmark and Share

A Friend Is...


 
A friend is someone who walks into your life,
when the whole world walks out.

A friend is someone who can make you smiles,
beyond all circumstances.

A friend is someone who listens.

A friend is someone who gives you the best advice.

A friend is someone who will never pass
judgment on you, no matter what you've done.

A friend is someone who believes in you when
you have ceased to believe in yourself.

A friend is someone who knows exactly what you're saying,
when you haven't even said anything.

A friend is someone who is there with you every step of the way.

But, most of all, a friend is someone that you can
grow, cry, laugh, learn, love and live with.
Bookmark and Share

Airmata Mutiara

Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengeluh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek. "Anakku," kata sang ibu sambil bercucuran air mata, "Tuhan tidak memberikan pada kita, bangsa kerang, sebuah tangan pun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu."

Si ibu terdiam, sejenak, "Sakit sekali, aku tahu anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat", kata ibunya dengan sendu dan lembut.

Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakit bukan alang kepalang. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya. Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar.
Bookmark and Share

Ahli Pendidikan dan 3 orang Ibu --Vitry Adyanie--

Seorang ahli pendidikan bertanya pada tiga orang ibu yang ditunjuk dari para
peserta sebuah pelatihan.

Ahli pendidikan (AP) : "Misalkan suatu pagi Anda sedang menyiapkan roti bakar
untuk sarapan suami Anda, tiba-tiba telepon berdering, anak Anda menangis, dan
roti bakar jadi hangus. Lalu suami Anda berkomentar : 'Kapan kamu akan belajar
memanggang roti tanpa ,menghanguskannya?' Kira-kira, bagaimana reaksi Anda?"

Ibu 1 : "Langsung saya lemparkan roti itu ke       
Ibu 3 : "Saya rasa saya akan menangis."

AP : " Lalu bagaimana perasaan Anda terhadap suami Anda?"
Semua : "Marah, benci, dan merasa dianiaya."

AP : "Mudahkah bagi Anda untuk menyiapkan roti bakar lagi pagi itu?"
Semua : "Tentu saja tidak."

AP : "Dan jika suami Anda pergi bekerja, akan mudahkah bagi Anda untuk
membereskan rumah dan belanja kebutuhan sehari-hari dengan lapang dada?"

Ibu 1 : "Tidak. Saya akan merasa sumpek sekali sepanjang hari."
Ibu 2 : "Saya tidak akan membeli apapun untuk keperluan rumah hari itu."
Bookmark and Share

IBU; Anugrah Terindah Milik Kita

Ringkih dan renta karena ditelan usia, namun tampak tegar dan bahagia. Ikhlas, memancarkan selaksa cinta penuh makna yang membias dari guratan keriput di wajah. Tiada yang berubah sejak saat dalam buaian, hingga sekarang mahkota putih tampak anggun menghiasinya. Dekapannya pun tak berubah, luruh memberikan kenyamanan dan kehangatan.

Jemari itu memang tak lagi lentik, namun selalu fasih menyulam kata pinta, membaluri sekujur tubuh dengan do'a-do'a. Kaki tampak payah, tak mampu menopang tubuhnya. Telapak tempat surga itu pun penuh bekas darah bernanah, simbol perjuangan menapak sulitnya kehidupan.

Ibunda... Adakah saat ini kita terenyuh mengenangkannya? Ia adalah sebuah anugerah terindah yang dimiliki setiap manusia. Sejak dalam rahim, betapa cinta itu tak putus-putusnya mengalirkan kasih yang tak bertepi. Hingga kerelaan, keikhlasan dan kesabaran selama 9 bulan pun bagai menuai pahala seorang prajurit yang sedang berpuasa, namun tetap berperang di jalan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Polesannya adalah warna dasar pada diri kita. Menggores sebuah kanvas putih nan suci, hingga tercipta lukisan Yahudi, Musyrik atau Nasrani. Namun, goresan yang diselimuti untaian ayat suci Al Qur'an, zikir, tasbih serta tahmid, tentu akan melahirkan syakhsiyah Islamiyah [kepribadian Islam] pada jiwa. Ibunda pun berharap tercipta jundullah [tentara Allah] dari sebuah madrasah keluarga.

Selaksa cinta ibunda yang dibaluri tsaqofah Islamiyah [wawasan keislaman] telah menyemai banyak pahlawan Islam. Teladan Asma' binti Abu Bakar Ash-Shidiq melahirkan pahlawan Abdullah bin Zubair, yang dengan cintanya masih berdoa agar dirinya tidak mati sebelum mengurus jenazah anaknya yang disalib Hajaj bin Yusuf, antek Bani Umaiyah. Polesan warna seorang ibunda, Al Khansa, melahirkan putra-putra kebanggaan Islam yang berani dan luhur akhlaqnya, hingga satu persatu syahid pada perang Qodisyiah. Di sela kesedihannya, ibunda masih berucap, Alhamdulillah... Allah telah mengutamakan dan memberikan karunia padaku dengan kematian anak-anakku sebagai syuhada. Aku berharap semoga Allah mengumpulkan aku dengan mereka dalam rahmat- Nya kelak.

Banyak... sungguh teramat banyak cinta ibunda yang melahirkan kisah- kisah teladan. Yatim seorang anak pun tidaklah menghalangi ibunda untuk merangkai sejarah dengan tinta emas, terbukti dengan mekar harumnya para mujtahid Imam Abu Hanifah, Imam Syafi'i, Imam Ahmad bin Hambal serta Imam Bukhari. Didikan ibunda mereka telah mampu mendidiknya hingga menjadi anak-anak yang gemar menuntut ilmu tanpa kenal lelah, bahkan mandiri dalam kemiskinan.

Kita mungkin dilahirkan dari rahim seorang perempuan biasa. Bahkan kita pun tidak dilahirkan untuk menjadi seorang pahlawan. Namun, ibunda kita dan mereka adalah sama, sebuah anugerah terindah dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Saat dewasa, tapak kaki telah kuat menjejak tanah dan tangan pun terkepal ke angkasa, masihkah selalu ingat ibunda? Cita-cita telah tergenggam di tangan, popularitas, kemewahan hingga dunia pun telah takluk menyerah kalah, tunduk karena ketekunan, jerih payah serta kerja keras tiada hentinya. Haruskah sombong dan angkuh hingga kata-kata menyakitkan begitu gampang terlontar?

Duhai jiwa, sekiranya engkau sadar bahwa tanpa do'a ibunda, niscaya semua masih angan-angan belaka. Astaghfirullah... ampuni diri ini ya Allah.

Duhai ibunda... Maafkan jika mata ini pernah sinis memandang, dan lidah yang pernah terucap kata makian hingga membuat luka hatimu. Maafkanlah pula kalau kesibukan menghalangi untaian do'a terhatur untukmu. Ampuni diri ananda yang tak pernah bisa membahagiakanmu, ibunda.

Sungguh, jiwa dan jasad ini ingin terbang ke angkasa lalu luruh di pangkuan, mendekap tubuh sepuh, serta menangis di pangkuanmu. Hingga terhapuskan kerinduan dalam riak anak-anak sungai di ujung mata. Rengkuhlah ananda dengan belai kasih sayangmu bagai masa kecil dulu. Mengenangkan indahnya setiap detik dalam rahimmu dan hangatnya dekapanmu. Buailah dengan do'a-do'a hingga ananda pun lelap tertidur di sampingmu.

Duhai ibunda... Keindahan dunia tak akan tergantikan dengan keindahan dirimu. Sorak-sorai pesona dunia pun tak dapat menggantikan gemuruh haru detak jantung saat engkau memelukku. Indah... semua begitu indah dalam alunan cintamu, menelisik lembut, membasahi lorong hati dan jiwa yang rindu kasih sayangmu.

Duhai ibunda... Bukakanlah pintu ridhomu, hingga Allah pun meridhoiku.
Wallahua'lam bi showab.

*IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA* Al-Hubb Fillah wa Lillah,

EMBUN TAUSHIYAH - Ahad, 7 September 2003
 [Tanpa sadar menitikkan airmata saat menulis tausyiah ini]
Abu Aufa [ Ferry Hadary ] Mhs. Institute Tekhnology Kyushu ,Jepang.
Bookmark and Share